Senin, 25 April 2011

Tips Kesehatan Bayi dan Balita

Berikut ini beberapa tips untuk menjaga kesehatan bayi dan balita Anda:

Jemur bayi di pagi hari
Bayi perlu dijemur di pagi hari untuk menghangatkan tubuhnya, tetapi tidak perlu memaksakan kegiatan ini setiap hari. Jadi, anggapan bahwa bayi harus dijemur setiap hari tidak sepenuhnya betul. Sekalipun anda menjemur bayi anda, tidak perlu lama-lama, cukup 10-15 menit saja sebelum jam delapan pagi. Hal ini penting bagi bayi yang lahir berwarna kuning. Karena sinar matahari pagi dapat menguraikan bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air dan dikeluarkan sebagai urine.

Susu botol saat bayi tidur
Sebenarnya susu botol untuk bayi hanya untuk meringankan tugas anda. Karena memberikan susu botol pada bayi yang bangun di malam hari dapat membuat anda lebih praktis dan bayi pun cepat tidur lagi. Tapi sesungguhnya susu botol dapat mengganggu perkembangan bayi. Endapan susu dapat berkumpul di bagian gusi anak. Selain itu, si kecil jadi mudah terikena infeksi telinga, karena susu yang diminum bisa masuk kesaluran eustachius. Saluran ini adalah penghubung antara tenggorokan bagian belakang dan telinga bagian belakang. Jadi, bila harus memberikan susu botol, angkat sedikit kepala bayi. Setelah itu tidurkan tanpa botol susu. Memang sedikit repot, tapi ini demi kesehatan bayi anda.
Mandi air dingin membuat bayi kuat
Ada mitos yang mengatakan memandikan bayi dengan air dingin dapat membuat bayi lebih kuat daya tahan tubuhnya. Mitos ini tentu saja tidak benar. Itu sebabnya setelah lahir orang tua membedong bayinya. Sesungguhnya air dingin dapat membuat pembakaran dan metabolisme tubuh bayi meningkat. Sehingga makanan di dalam tubuh bisa habis untuk mengatur suhu tubuh. Bayi bisa kehabisan tenaga dan akhirnya menjadi mudah sakit. Bayi harus dimandikan dengan air hangat. Jangan berlama-lama memandikan bayi dan usahakan anak langsung dalam keadaan hangat setelahnya.

Bayi berliur
Sangat wajar bila bayi berliur. Sebab hingga usia bayi 4 tahun, akan aktif memproduksi air liur. Tapi bila air liur berlebihan, kemungkinan terjadi peradangan atau infeksi di rongga mulut. Air liur juga menjadi tanda-tanda bila bayi akan tumbuh gigi. Air liur pada bayi bukan terjadi akibat keinginan ibu waktu mengandung tidak terpenuhi.

Bayi mengompol
Sampai usia diatas dua tahun, wajar saja jika bayi masih mengompol. Karena kontrol air seninya belum berfungsi sempurna. Meskipun demikian, mengajarkan bayi buang air lebih dini akan lebih baik, sehingga di usia dua tahunan ia sudah bisa mengontrol kandung kemihnya. Bila sampai usia di atas dua tahun masih mengompol, waspadai kemungkinan masalah biologis atau psikologisnya.

Gumoh (muntah sedikit) sesudah makan
Gumoh adalah mengeluarkan cairan makanan atau minuman sesudah ia makan atau minum susu. Ini terjadi pada bayi jika ia kekenyangan atau banyak udara yang terikut masuk saat ia makan atau minum susu. Gumoh juga bisa terjadi bila bayi dipakaikan gurita dengan kencang. Bisa juga terjadi bila anda salah memposisikan anak saat makan, misalnya makan dengan posisi tidur terlentang. Bila tidak mengalami hal-hal tersebut, bayi tidak akan gumoh. Usakanlah untuk membuat bayi bersendawa ketika habis makan atau minum.

Menggendong bayi
Menggendong bayi merupakan kebiasaan para keluarga, terutama bila bayi tersebut anak atau cucu pertama. Memang ada kebahagiaan tersendiri sewaktu kita menggendong bayi. Menggendong bayi pun dapat membuat bayi lebih tenang, namun tidak membuat bayi melatih emosinya. Bayi yang terbiasa di gendong akan lebih senang digendong sampai ia agak besar, ia akan malas untuk berjalan. Hal ini akan membuat anda susah nantinya, terutama karena tubuh bayi yang semakin besar dan berat. Bila otot lehernya mulai kuat, ia sudah bisa mengontrol kepala dengan baik. Anda boleh mengajaknya bermain dengan mengangkat bayi tingi-tinggi, mengayunkannya, dan beberapa variasi menggendong bayi lainnya. Cara ini dapat membantu melatih anak mengontrol emosinya.

Mengempeng
Banyak orang yang beranggapan anak mengempeng itu wajar. Masih bisa dikatakan wajar jika dilakukan oleh anak di bawah dua tahun. Di atas usia dua tahun anak yang kecanduan mengempeng, baik itu menggunakan empeng (dot) atau dengan ibu jarinya, bisa mengalami gangguan psikologis. Usahakan untuk mengalihkan kegiatan anak untuk melatihnya berhenti mengempeng.

Anak berkeringat
Anggapan bahwa anak yang selalu dan banyak berkeringat itu sehat tidaklah benar. Sebenarnya keringat yang keluar berlebihan itu bukan pertanda sehat. Namun ada gangguan tertentu, misalnya stres, fungsi kelenjar gondok yang berlebihan, rendahnya kadar gula, dan berat badan yang berlebih. Sebaiknya anda waspada jika keringat anak berlebihan.

Vitamin untuk anak
Bila pola makan anak bagus, sebenarnya tambahan vitamin tidak terlalu diperlukan. Jika ingin tetap memberikan vitamin tambahan kepada anak, berikanlah sesuai kebutuhan, karena vitamin sangat bermanfaat jika anak memang sangat membutuhkannya. Misalnya vitamin untuk meningkatkan nafsu makan, vitamin penambah zat besi, dan sebagainya.

http://www.balita-anda.com

Tips Agar Anak Berani Berpendapat

  1. Memberikan perhatian serius dan kontak mata ketika anak menyampaikan pendapat atau perasaannya.
  2. Mendengarkan dengan sabar tentang apa yang coba diutarakannya. Kemampuan anak dalam memilih kosa kata lebih lambat daripada orang dewasa.
  3. Mendengarkan tanpa memotong pembicaraan. Jangan menyela sebelum ia selesai berbicara. Sulit memang untuk menyimak dan menangkap isi pembicaraannya, tapi hargai hak mereka untuk berbicara dan memberi pendapat.
  4. Menunjukkan ketertarikan ketika anak berbicara. Mintalah anak untuk berpendapat tentang hal yang dilakukannya. Bila Anda menunjukkan ketertarikan akan ide dan perasaannya, tentu ia akan merasa nyaman memberikan pendapatnya pada Anda.
  5. Memperhatikan hal menarik yang diungkapkan anak. Dalam obrolannya, ada suatu hal yang membuat Anda tertarik. Gali dengan pertanyaan baru tentang hal menarik itu, maka anak akan merasa dihargai akan merangsang kepercayaan dirinya dalam berpendapat.
  6. Merefleksikan perasaan kita pada anak. Kunci sukses mengobrol dengan anak adalah menempatkan diri kita pada ’sepatu’ lawan bicara. Gunakan gaya empati saat berbicara dengan anak. Caranya bisa dengan membantu anak mengenali perasaannya sendiri. Misalnya, ”Mama ngerti kenapa kamu sebal sama gurumu itu”.
  7. Mempertegas hal-hal yang disampaikan anak dengan bahasa kita. Kosa kata kita yang beragam akan membantunya mengenali konsep dan ide.
Endah Silawati, S.Pd
http://parentingislami.wordpress.com